Bocah Pengungsi yang Jadi Menteri


Kisah Bocah Pengungsi Jadi MenteriValentino Achak Deng (Sumber: Www.equatoriasun.com)
Seiring berjalannya waktu, siapa sangka kini bocah pengungsi itu telah berubah nasib menjadi Menteri Pendidikan.
Cobookan - Valentino Achak Deng, dulu harus mengalami kenyataan pahit dalam hidupnya bahwa ia harus menjadi bagian dari sekian banyak pengungsi yang melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain. Mengungsi untuk menghindari perang brutal berkepanjangan yang terjadi di daerah asalnya.
Saat itu, Deng kecil akhirnya tinggal di kamp pengungsi di wilayah Ethiopia dan Kenya. Kesulitan hidup menjadi pengungsi tak lantas memudarkan impian dan semangat belajarnya yang kuat.
Deng tetap belajar selama berpindah-pindah dari lokasi pengungsian yang satu ke yang lain hingga akhirnya direlokasi ke Amerika Serikat.
Seiring berjalannya waktu, siapa sangka kini bocah pengungsi itu telah berubah nasib menjadi Menteri Pendidikan di Northern Bahr el-Ghazal, salah satu dari 10 negara bagian yang ada di Sudan Selatan.
Dilansir Dream dari BBC News, Deng masih tak percaya semua itu terjadi. Dulu ia berpakaian compang-camping, sekarang sudah mengenakan setelan jas rapi.
"Bila seseorang bersikap positif dan optimistis, hal-hal baik akan terjadi kepadanya," ujar Deng.
Kini Deng memiliki impian dan ambisi besar untuk membuat anak-anak di wilayahnya menjadi berhasil sepertinya.
"Pelajaran yang saya dapatkan adalah manusia bisa selalu belajar, berhasil melalui masa sulit dengan gigih dan bertumbuh. Sangat menyenangkan bisa melihat anak-anak berhasil, semuanya tersenyum dan memiliki kisah sukses," katanya.
Karena sangat menginspirasi, kisah transformasi Deng dari bocah pengungsi hingga jadi Menteri Pendidikan bahkan telah diangkat oleh penulis asal Amerika Serikat, Dave Eggers ke dalam buku berjudul What is the What.
Yang hebatnya, Deng menggunakan seluruh dana hasil penjualan buku kisah hidupnya tersebut untuk membangun sekolah di Kota Marial Bai pada tahun 2008. Di sekolah yang ia bangun itu, Deng membawa anak-anak pengungsi dari Pibor, sebuah wilayah konflik di Northern Bahr el-Ghazal.
Semua hal itu dilakukannya hanya karena satu alasan, yakni agar setiap anak tanpa terkecuali mampu mengenyam pendidikan dengan baik. Deng sangat yakin bahwa pendidikan dapat mengubah keadaan karena ia pun mengalaminya sendiri.
"Saya ingat dulu ketika saya berjalan melintasi selatan Sudan tanpa alas kaki, saya benar-benar tidak tahu apapun, tidak memiliki peta, tidak tahu di mana saya berada, cara mencari jalan di hutan, atau mencari tanda-tanda bahaya. Waktu itu saya hanya seorang bocah naif yang mencari keselamatan," ungkap Deng.
Kini setelah jadi menteri Deng berharap tak ada lagi anak-anak yang mengalami nasib sama sepertinya dulu. Deng ingin mendidik ribuan anak di wilayahnya dengan baik.
"Yang saya harapkan, kami sebagai pemimpin negara muda harus menghentikan kekerasan pada anak-anak, menghentikan apapun yang menghancurkan jiwa mereka dan mencari solusi. Saya yakin kita pun bisa seperti negara yang lain," tukasnya.

Source :
http://www.dream.co.id/

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar